Pengumandangan adzan yang terdengar lima kali sehari
semalam merupakan rutinitas ibadah kaum Muslimin. Adzan yang dilantunkan oleh
muadzin adalah hal yang biasa hingga masalah ini hampir‑hampir dilupakan.
Bayangkan bila Anda tinggal di negeri yang mayoritas warganya non muslim dapatkah Anda mendengar lantunan
adzan sehari semalam lima kali? Sungguh, kebanyakan mereka (kaum Muslimin)
tidak mensyukuri nikmat Allah yang agung ini, padahal terdapat rahasia yang
besar pada adzan itu sendiri, yaitu Allah Ta'ala mengabulkan doa orang
yang berdoa ketika mendengar adzan dan antara adzan dan iqamat. Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
"Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak."
"Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak."
Hadits ini diriwayatkan oleh
Abu Daud nomor 521, Tirmidzi nomor 521, Ibnu Sunni dalam Amalul Yaum wal
Lailah nomor 101, Nasa'i 67769, Ahmad dalam Musnad-nya
juz 3 nomor 155/154 dan selain mereka dari Ahli Hadits. Tirmidzi berkata:
"Hadits ini hasan shahih." Syaikh Salim Al Hilali menshahihkan hadits
ini dalam buku Shahihul Adzkar wadl Dlaifuha.
Imam Nawawi mengatakan: Kami
telah meriwayatkan dari Sunan Abu Dawud dengan sanad
shahih dari Sahl bin Sa'ad radliyallahu 'anhu, katanya Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda :
"Dua hal yang tidak
ditolak doanya atau sedikit sekali ditolaknya. Pertama, doa
ketika mendengar adzan dan kedua, doa ketika dalam keadaan kesusahan,
yaitu ketika perang." (HR. Abu Dawud nomor 3540, dishahihkan
oleh Al Arnauth dalam tahqiq Al Adzkar An Nawawi dan Syaikh Salim Al
Hilali dalam Shahihul Adzkar wa Dlaifuha)
Abdullah bin Amr bin
Al Ash radliyallahu 'anhu mengatakan bahwa seorang lelaki berkata kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Hai
Rasulullah, para muadzin memiliki keutamaan melebihi kita (yang bukan
muadzin)."
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : "Ucapkan seperti yang
ia ucapkan, bila telah selesai memohonlah kepada Allah niscaya Dia akan
mengabulkan permohonanmu." (HR. Abu Daud, Nasa'i nomor 44, Hibban
nomor 285. Hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Nataijul Afkar
juz 1 halaman 378, Ibnu Hiban, dan Al Arnauth, serta dishahihkan oleh Syaikh
Salim Al Hilali dalam Shahihul Adzkar Wa Dlaifuha 564)
Hadits-hadits tersebut
di atas masih bersifat umum, belum menerangkan doa apa yang terkabulkan itu.
Ada beberapa hadits yang membatasi keumuman itu yang menjelaskan doa apa yang
terkabul jika dipanjatkan pada waktu-waktu itu. Al Imam Ash Shan'ani dalam
bukunya, Subulus Salam Syarh Bulughul Maram halaman 243
mengatakan : "Hadits ini menunjukkan diterimanya doa pada tempat-tempat
itu (ketika adzan dan setelahnya, pent.). Sebab yang dimaksud tidak ditolak
doanya berarti dikabulkan dan dijawab (Allah), akan tetapi hadits ini bersifat
umum bagi semua doa. Haruslah doa itu dibatasi keumumannya dengan hadits-hadits
yang mengkhususkan, yaitu doa itu terkabul selama bukan doa yang berisi dosa
atau memutus silaturahmi." Berikut ini adalah ketentuan doa yang
seharusnya dibaca setelah adzan sampai iqamat :
Pertama :
Dari Sa'ad bin Abi Waqash radliyallahu 'anhu dari Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, katanya : "Barangsiapa ketika mendengar
muadzin mengucapkan, 'aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang pantas disembah
kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad itu seorang Rasul dan aku
rela Islam adalah agama yang benar' maka diampuni dosanya." (HR.
Muslim no. 386)
Kedua : Mengucapkan
shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai
menjawab adzan. Ibnul Qayyim mengatakan dalam bukunya Zadul Ma'ad :
"Shalawat yang paling sempurna ialah shalawat yang beliau ajarkan kepada
umatnya." (Lihat kembali shalawat pada Salafy edisi 11,
Rubrik Doa)
Ketiga :
Mengucapkan doa setelah bershalawat :
"Ya Allah, Rabb dakwah
yang sempuma dan pujian ini, anugerahkanlah wasilah dan keutamaan pada
Muhammad. Dan bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji yang telah engkau
janjikan." (HR. Bukhari dalam Fathul Bari 2/94). Tidak
ada tambahan : 'Innaka laa tukhliful mi'ad' pada doa ini. (Syaikh
Salim Al Hilali, Bahjatun Nadhirin 2/254) (5)
Keempat :
Berdoa untuk dirinya setelah pengucapan shalawat dan doa di atas, yang harus
diingat bahwa Allah mengabulkan doa hamba‑hamba-Nya itu sesuai dengan kehendak‑Nya
bukan menurut kehendak hamba‑hamba‑Nya. Mungkin doa yang Anda panjatkan
langsung terwujud ketika itu juga atau terwujud pada lain waktu besok, lusa,
atau bahkan diberikan pada hari kiamat sebagai tambahan amal shalih yang
memberatkan timbangan kebaikan. Sebab doa itu sendiri ibadah, itulah makna
dikabulkannya doa menurut keterangan para ulama. (Lihat keterangan ini
selengkapnya di Syarah Aqidah Thahawiyah, Al Imam Abul 'Izzi Al
Hanafi 458‑463)