Sahabat.. kata-kata yang ku rangkai
kali ini, bukanlah aku tujukan untuk menjatuhkan atau menyindir orang lain.. Betapa
tanpa disadari, kebanyakan orang memandang 'sesuatu' hanya dari satu sisi saja.
Banyak perbedaan-perbedaan yang orang lain tidak mampu untuk menerimanya
walaupun memiliki arah dan tujuan yang sama.
Sahabat, ketika diri hendak membela
suatu hal yang kita perjuangkan,
janganlah kau melarangku, janganlah
kau takut hal itu dijadikan sebagai perdebatan.
Masih ingatkah ketika hari dimana
kita semua dilantik?
Dimana kita mengikrarkan azzam kita
dijalan ini, dimana kita sepakat untuk bersatu menegakkan syariat-Nya dalam
suka/duka? Saat dimana kita sudah menentukan pilihan kita untuk bersedia
mengorbankan waktu rehat kita, harta kita, juga jiwa kita untuk dakwah ini?
Mengapa bisa kau berada ditingkat
saat ini?
tingkatan seperti orang-orang yang
ada sebelum mu?
menjalani dan mengikuti pelatihan
bersama orang-orang hebat, yang bahkan ilmu yang kita miliki belum sabanyak
mereka?
seharusnya kau sadar itu...
Tau
kah kau sahabat,,?
Disaat kehadiran dan kontribusi
darimu dibutuhkan, pengharapan akan terlaksananya apa yang diucapkan,namun beribu alasan yang diberikan
agar kau bisa melarikan diri dari amanah juga kewajiban muadalah hanya memberikan bukti nyata
kalau kau tidak pernah bersungguh-sungguh didalamnya!
Seharusnya itu tidak terjadi
sahabat...
Salahkah aku yang telah membawamu
kejalan ini ??
Sahabat,, sering kali kita
membangga-banggakan pergerakan kita dihadapan orang lain, teman-teman kita,
juga keluarga kitabanyak sekali sanjungan kebaikan
yang kita ucapkan, namun itu hanya diucapan sahabat, tidak dalam
pengaplikasiannya..
Tegaskan dan tanya dalam hatimu hai sahabat,,
masih adakah semangat juang itu dalam dirimu?
masih sanggupkah kau melangkah
bersama ku dijalan ini?
masih beranikah kau katakan bahwa
sesungguhnya kau adalah pejuang yang tetap istiqomah menumpas kebathilan?
Lelah mendatangkan sakit,namun
terasa begitu nikmat ketika kita melihat senyum saudara kita mekar,Bahkan mungkin badan terasa remuk,
namun akan tetap nikmat ketika kita tau bahwa kehidupan kita punya segores
makna bagi orang lainBerat untuk dijalani jika dipikirkan
tanpa berbuat apa-apa.
Tapi ketika kaki mulai melangkah dan
nafas mulai percaya , maka semua sakit menjadi anugrah..
InsyaAllah...Sahabat, jalan kita masih panjang,
perjuangan kita belum berakhir, ladang kita masih luasSemangat Sahabat! Walau keadaan kita
saat ini benar-benar masih pemula, namun keyakinan kita akan keberhasilan
membuat perubahan tidak akan pernah surut. Walau banyak dari kader kita yang
belum terbina, namun optimislah sahabat,,bukanlah penampilan anggun nan suci
yang ditampilkan, namun perbaikan akidah lah yang akan kita lakukan dengan
perlahanbersabarlah hai sahabat, perubahan
itu membutuhkan proses yang sangat lama,, jangan kau goyah hanya karena kalimat
hujatan yang memprokatori hendak memisahkan kita dijalan iniYakinlah sahabat,,, Allah akan tetap
bersama kita dijalan ini...:)
Lemahlah
bagi setiap yang ingin lemah!
Mundurlah bagi yang tidak kuat
bertahan!
Silahkan bagi yang ingin mengalami
kefuturan!
Sekiranya semua sepakat untuk
berhenti, maka aku akan tetap disini bersama Rabb ku!
Sampai
kemenangan menjadi nyata atau syahid datang memuliakanku
(Imam Hasan Al-Bana)
************************************
Ku
ungkapkan dan ku utarakan hal itu pada teman seperjuanganku. Sebut saja ia
Diwar. Begitu aku mengajaknya untuk bergabung
dalam wadah dakwah KAMMI. Ya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
Banyak orang yang berpikir pendek mengenai KAMMI itu sendiri. Aksi ? apakah
hanya aksi berdemo ?, Tidak! Aksi nyata yang bisa kita lakukan tidak hanya
sebatas pada pemikiran berdemo saja. KAMMI adalah organisasi politik. Apakah
politik itu adalah sebuah partai? , Tidak! Politik adalah ekonomi, sosial, dan
segala sesuatu yang menyangkut masyarakat banyak. Tidak masalah bila tidak mau
berafiliasi pada politik praktis, kita bisa melakukan aksi pada politik nilai,
bukan dalam pemikiran yang sempit seperti tadi. Mengapa banyak orang yang
menyalahi dan menghujat KAMMI ?? sehingga kini Diwar tidak lagi mau menyertaiku dalam dakwah ini..
Biarlah,,
semua akan mengalami proses seleksi. Siapa yang kuat, dialah yang akan
bertahan. Siapa yang tangguh dia lah yang akan tetap berdiri. Siapa yang akan
bersungguh-sungguh, maka dia lah yang akan jadi pemenangnya.
Ku
jalani setiap amanah yang ku pegang dijalan dakwah ini dengan hanya mengharap
Ridho-Nya. Aku yakin, apa yang ku usahakan saat ini tentu tidak akan sia-sia.
Walau terkadang aku merasa hanya sendiri, dan hal itu yang menjadikanku sering
mengalami futur, dan ternyata aku mampu untuk melalui dan menjalani semuanya
hingga sampai dipenghujungnya.
Kembali aku
mempelajari bagaimana sejarah dan pergerakan dakwah ini bisa lahir. 14 tahun
yang lalu, tepatnya tanggal 26-29 Maret 1998, ratusan mahasiswa muslim dari
seluruh penjuru Nusantara berkumpul dimasjid Fachruddin Universitas
Muhammadiyah Malang. Pertemuan yang ke X ‘’anak-anak masjid kampus’’
bersilaturahim nasional. Pertemuan yang membahas mengenai langkah konkret bagi
bangsa yang saat itu sedang terpuruk, akhirnya melahirkan KAMMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia) tepat pada akhir FS-LDK (Forum Silaturahmi Lembaga
Dakwah Kampus) yang dihadiri oleh beberapa tokoh nasional tersebut.
Jika dilihat dari sejarah kelahiran KAMMI dan
keterkaitannya dengan LDK, sudah pasti 2 wajihah ini berjalan dengan pergerakan
yang saling mendukung satu sama lain. LDK yang dengan dakwah kampusnya
(internal) dan KAMMI yang dengan dakwah siasinya (Eksternal) seharusnya mampu
menjadi tonggak berdirinya tarbiyah Islamiyah di Negeri ini. Dengan mahasiswa
sebagai pemuda yang jadi pemerannya, membuat risalah pergerakan dakwah ini bisa
semakin hebat dengannya.
Contoh
keterikatan LDK dan KAMMI bisa dibangun dalam siasi kampus. Presiden mahasiswa,
DPM, MPM misalnya, tentu bukan sembarang orang bisa masuk didalamnya. Dengan
siasi yang biasa dikuasai anggota KAMMI, bisa diimplementasikan dengan menjadi
anggota LDK untuk dapat meng-Islamisasikan kampus dan memegang kekuasaan
didalamnya. Kekuasaan?, apakah kekuasaan disini di artikan dalam pola pikir
yang negatif ? TIDAK, tentu saja tidak. Untuk dapat membuat suatu perubahan
sistem menuju sistem yang lebih baik (Islam)
bisa dengan mudah dilakukan bila kita punya wewenang dan kuasa
didalamnya.
Dalam Prolog
yang berjudul ‘KAMMI dan Pergulatan Reformasi’ dimana dikatakan bahwa masa
depan KAMMI point kedua berbunyi : “Para perintis dakwah kampus telah
mengembangkan suatu metodologi (manhaj) yang sangat cerdas yang berasal dari
sumber-sumber utama ajaran Islam dan dakwah serta pendapat para ulama dakwah
yang mashur, baik dari Indonesia maupun di dunia Islam pada umumnya. Metodologi
inilah yang telah melahirkan strategi dan kreatifitas untuk mengembangkan
dakwah yang sesuai dengan situasi kekinian (al-waqi’)”, jelas bukan? Kita
bergerak dengan fikroh dan jalan yang sama, kita bergerak dengan tujan yang
sama, dan kita berada dalam satu bahtera kapal yang sama.
Namun sejarah
itu rupanya tidak sama seperti yang terlihat saat ini. Tidak sedikit dari kader
LDK yang menunjukkan sikap negatifnya terhadap KAMMI. Suatu hal yang klasik
bila pergaulan di KAMMI adalah alasanya. Fakta yang terlihat memang ada dari
beberapa kader yang belum mampu menjaga
pergaulanya, namun sangat tidak adil bila orang lain memperlebar judge pada
satu lembaga dakwah hanya karena ada satu kader dari lembaga tersebut melakukan
kesalahan, karena sudah menjadi sunnatullah pada manusia untuk melakukan
kesalahan. Bukankah sudah sepantasnya kita saling menutupi aib satu sama lain ?
Bila memang
suatu kebobrokan terjadi, bukankah sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk
membenahinya? Bukan pergi dan meninggalkan hanya demi kehormatan dan moralitas
pribadi semata, lantas pergi meninggalkannya.
Ukhuwah yang pernah aku rasakan
ketika berada di LDK sangat berbeda dengan ketika aku di KAMMI. LDK dengan
teteh-tetehnya yang baik terkadang selalu membuat diri ini berada dalam zona yang
nyaman, berbeda ketika di KAMMI, tidak ada perhatian dan tegur sapa bersahabat
yang kudapat.
Semua
itu ku jalani dengan nikmat. Semua amanah ku rasakan sangat menyenangkan. Namun semakin
naik tingkat semester dan perkuliahan yang ku jalani, semua seakan membuat bingung. Antara prioritas dan totalitas…?
Kefuturan
yang teramat sangat ku rasakan saat itu. Kemanakah semangat yang dulu pernah
membara? Siapakah yang sudah mematikan semangat ku di KAMMI? aku sendiri pun tidak mampu menjawab pertanyaan
itu. Terlalu banyak air mata, terlalu banyak keluh, terlalu banyak batin yang
ku rasakan. Dulu aku pernah berazzam
untuk memajukan KAMMI, namun setelah itu semua terusik karenanya,,, meruntuhkan
semangat ku dalam seketika.
Ketika
aku berada dipuncak kebingungan dengan banyaknya amanah dan pilihan, ku
putuskan untuk berkonsultasi pada orang yang ku kira ia lebih paham. Bukan pada
Murabbiah ku. Bahkan aku bukanlah orang yang terlalu patuh pada murabbiah,
karena terkadang kami tidak sependapat dalam pemikiran. Jawaban yang
mengejutkan yang ku terima ketika aku beralasan padanya bahwa banyak teman yang
menjadi prioritas aku di dakwah. Dengan nada yang tenang ia menjawab : “De,,
dakwahlah karena Allah jangan karena
teman. Kamu bisa dapat nilai plus ketika kamu memang lebih memilih untuk
mengisi suatu kekosongan.”
Hanya kekuatan
doa yang terkadang mampu membuat diri dan jasad ini berdiri kukuh dalam dakwah. Ya Rabb,.. ku buka dan ku baca
kembali Qs.Al-Anfal saat itu. Kembali aku merenungkan makna yang terkandung
didalamnya. Ketenangan dan kedamaian setelah membacanya membuat semangat ku
kembali hadir. Ku tingkatkan lagi amalan-amalan yaumiah yang pernah kendor saat
futur. Ya Allah,, aku yakin akan Kuasa-Mu, ya Allah,, aku percaya akan Kebesaran-Mu,,
bila memang ini jalan yang kau pilihkan untukku, maka teguhkanlah aku disini,
maka kuatkanlah pundakku untuk amanah-amanah ini. Ya Allah,, berilah kemudahan,
Ridhoi KAMMI Ya Allah.. Ridhoi dan
kuatkan barisan KAMMI..
Terkadang, keterbatasannya
pengurus aktif dalam KAMMI menjadikan diberlakukannya akselerasi. Seorang
mahasiswa/mahasiswi baru yang masih awam akan amanah-amanah dakwah terkadang
membuat banyak dari mereka untuk pergi dari KAMMI. Karena banyak dari mereka
saat Open Recruitment, bergabung atas dasar ingin pembinaan bukan untuk diberi
tugas amanah-amanah. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang mampu bertahan.
Semoga Allah mengistiqomahkan mereka. Aamiin.
Bukan seorang
da’i bila tidak ada yang menghujat, bukan seorang da’i bila tidak ada yang
menghina. Perjuangan untuk membangun Negara yang berkeadilan dan berasaskan
Islam, menyeru orang untuk sama-sama memberantas kedzaliman, akan terus
dibangun dalam bahtera ini. Dalam bahtera KAMMI…
**Kumpulan Lomba Cerpen Dakwah (ldk Al-Intisyar)