beranda

Selasa, 29 Oktober 2013

Dalam Bahtera KAMMI Aku berdiri

Dalam Bahtera KAMMI aku Berdiri
Oleh: Dian
بسم الله الر حمن الر حيم


Sahabat.. kata-kata yang ku rangkai kali ini, bukanlah aku tujukan untuk menjatuhkan atau menyindir orang lain.. Betapa tanpa disadari, kebanyakan orang memandang 'sesuatu' hanya dari satu sisi saja. Banyak perbedaan-perbedaan yang orang lain tidak mampu untuk menerimanya walaupun memiliki arah dan tujuan yang sama.
Sahabat, ketika diri hendak membela suatu hal yang kita perjuangkan,
janganlah kau melarangku, janganlah kau takut hal itu dijadikan sebagai perdebatan.
Masih ingatkah ketika hari dimana kita semua dilantik?
Dimana kita mengikrarkan azzam kita dijalan ini, dimana kita sepakat untuk bersatu menegakkan syariat-Nya dalam suka/duka? Saat dimana kita sudah menentukan pilihan kita untuk bersedia mengorbankan waktu rehat kita, harta kita, juga jiwa kita untuk dakwah ini?
Sadarkah kau Sahabat?
Mengapa bisa kau berada ditingkat saat ini?
tingkatan seperti orang-orang yang ada sebelum mu?
menjalani dan mengikuti pelatihan bersama orang-orang hebat, yang bahkan ilmu yang kita miliki belum sabanyak mereka?
seharusnya kau sadar itu...

Tau kah kau sahabat,,?
Disaat kehadiran dan kontribusi darimu dibutuhkan, pengharapan akan terlaksananya apa yang diucapkan,namun beribu alasan yang diberikan agar kau bisa melarikan diri dari amanah juga kewajiban muadalah hanya memberikan bukti nyata kalau kau tidak pernah bersungguh-sungguh didalamnya!
Seharusnya itu tidak terjadi sahabat...
Salahkah aku yang telah membawamu kejalan ini ??
Sahabat,, sering kali kita membangga-banggakan pergerakan kita dihadapan orang lain, teman-teman kita, juga keluarga kitabanyak sekali sanjungan kebaikan yang kita ucapkan, namun itu hanya diucapan sahabat, tidak dalam pengaplikasiannya..
Tegaskan dan tanya dalam hatimu hai sahabat,, masih adakah semangat juang itu dalam dirimu?
masih sanggupkah kau melangkah bersama ku dijalan ini?
masih beranikah kau katakan bahwa sesungguhnya kau adalah pejuang yang tetap istiqomah menumpas kebathilan?
Lelah mendatangkan sakit,namun terasa begitu nikmat ketika kita melihat senyum saudara kita mekar,Bahkan mungkin badan terasa remuk, namun akan tetap nikmat ketika kita tau bahwa kehidupan kita punya segores makna bagi orang lainBerat untuk dijalani jika dipikirkan tanpa berbuat apa-apa.
Tapi ketika kaki mulai melangkah dan nafas mulai percaya , maka semua sakit menjadi anugrah..
InsyaAllah...Sahabat, jalan kita masih panjang, perjuangan kita belum berakhir, ladang kita masih luasSemangat Sahabat! Walau keadaan kita saat ini benar-benar masih pemula, namun keyakinan kita akan keberhasilan membuat perubahan tidak akan pernah surut. Walau banyak dari kader kita yang belum terbina, namun optimislah sahabat,,bukanlah penampilan anggun nan suci yang ditampilkan, namun perbaikan akidah lah yang akan kita lakukan dengan perlahanbersabarlah hai sahabat, perubahan itu membutuhkan proses yang sangat lama,, jangan kau goyah hanya karena kalimat hujatan yang memprokatori hendak memisahkan kita dijalan iniYakinlah sahabat,,, Allah akan tetap bersama kita dijalan ini...:)

Lemahlah bagi setiap yang ingin lemah!
Mundurlah bagi yang tidak kuat bertahan!
Silahkan bagi yang ingin mengalami kefuturan!
Sekiranya semua sepakat untuk berhenti, maka aku akan tetap disini bersama Rabb ku!
Sampai kemenangan menjadi nyata atau syahid datang memuliakanku
(Imam Hasan Al-Bana)
************************************
            Ku ungkapkan dan ku utarakan hal itu pada teman seperjuanganku. Sebut saja ia Diwar. Begitu aku mengajaknya untuk bergabung  dalam wadah dakwah KAMMI. Ya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Banyak orang yang berpikir pendek mengenai KAMMI itu sendiri. Aksi ? apakah hanya aksi berdemo ?, Tidak! Aksi nyata yang bisa kita lakukan tidak hanya sebatas pada pemikiran berdemo saja. KAMMI adalah organisasi politik. Apakah politik itu adalah sebuah partai? , Tidak! Politik adalah ekonomi, sosial, dan segala sesuatu yang menyangkut masyarakat banyak. Tidak masalah bila tidak mau berafiliasi pada politik praktis, kita bisa melakukan aksi pada politik nilai, bukan dalam pemikiran yang sempit seperti tadi. Mengapa banyak orang yang menyalahi dan menghujat KAMMI ?? sehingga kini Diwar  tidak lagi mau menyertaiku dalam dakwah ini..
            Biarlah,, semua akan mengalami proses seleksi. Siapa yang kuat, dialah yang akan bertahan. Siapa yang tangguh dia lah yang akan tetap berdiri. Siapa yang akan bersungguh-sungguh, maka dia lah yang akan jadi pemenangnya. 
            Ku jalani setiap amanah yang ku pegang dijalan dakwah ini dengan hanya mengharap Ridho-Nya. Aku yakin, apa yang ku usahakan saat ini tentu tidak akan sia-sia. Walau terkadang aku merasa hanya sendiri, dan hal itu yang menjadikanku sering mengalami futur, dan ternyata aku mampu untuk melalui dan menjalani semuanya hingga sampai dipenghujungnya.
Kembali aku mempelajari bagaimana sejarah dan pergerakan dakwah ini bisa lahir. 14 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 26-29 Maret 1998, ratusan mahasiswa muslim dari seluruh penjuru Nusantara berkumpul dimasjid Fachruddin Universitas Muhammadiyah Malang. Pertemuan yang ke X ‘’anak-anak masjid kampus’’ bersilaturahim nasional. Pertemuan yang membahas mengenai langkah konkret bagi bangsa yang saat itu sedang terpuruk, akhirnya melahirkan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) tepat pada akhir FS-LDK (Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus) yang dihadiri oleh beberapa tokoh nasional tersebut.
Jika  dilihat dari sejarah kelahiran KAMMI dan keterkaitannya dengan LDK, sudah pasti 2 wajihah ini berjalan dengan pergerakan yang saling mendukung satu sama lain. LDK yang dengan dakwah kampusnya (internal) dan KAMMI yang dengan dakwah siasinya (Eksternal) seharusnya mampu menjadi tonggak berdirinya tarbiyah Islamiyah di Negeri ini. Dengan mahasiswa sebagai pemuda yang jadi pemerannya, membuat risalah pergerakan dakwah ini bisa semakin hebat dengannya.
Contoh keterikatan LDK dan KAMMI bisa dibangun dalam siasi kampus. Presiden mahasiswa, DPM, MPM misalnya, tentu bukan sembarang orang bisa masuk didalamnya. Dengan siasi yang biasa dikuasai anggota KAMMI, bisa diimplementasikan dengan menjadi anggota LDK untuk dapat meng-Islamisasikan kampus dan memegang kekuasaan didalamnya. Kekuasaan?, apakah kekuasaan disini di artikan dalam pola pikir yang negatif ? TIDAK, tentu saja tidak. Untuk dapat membuat suatu perubahan sistem menuju sistem yang lebih baik (Islam)  bisa dengan mudah dilakukan bila kita punya wewenang dan kuasa didalamnya.
Dalam Prolog yang berjudul ‘KAMMI dan Pergulatan Reformasi’ dimana dikatakan bahwa masa depan KAMMI point kedua berbunyi : “Para perintis dakwah kampus telah mengembangkan suatu metodologi (manhaj) yang sangat cerdas yang berasal dari sumber-sumber utama ajaran Islam dan dakwah serta pendapat para ulama dakwah yang mashur, baik dari Indonesia maupun di dunia Islam pada umumnya. Metodologi inilah yang telah melahirkan strategi dan kreatifitas untuk mengembangkan dakwah yang sesuai dengan situasi kekinian (al-waqi’)”, jelas bukan? Kita bergerak dengan fikroh dan jalan yang sama, kita bergerak dengan tujan yang sama, dan kita berada dalam satu bahtera kapal yang sama.
Namun sejarah itu rupanya tidak sama seperti yang terlihat saat ini. Tidak sedikit dari kader LDK yang menunjukkan sikap negatifnya terhadap KAMMI. Suatu hal yang klasik bila pergaulan di KAMMI adalah alasanya. Fakta yang terlihat memang ada dari beberapa kader  yang belum mampu menjaga pergaulanya, namun sangat tidak adil bila orang lain memperlebar judge pada satu lembaga dakwah hanya karena ada satu kader dari lembaga tersebut melakukan kesalahan, karena sudah menjadi sunnatullah pada manusia untuk melakukan kesalahan. Bukankah sudah sepantasnya kita saling menutupi aib satu sama lain  ?
Bila memang suatu kebobrokan terjadi, bukankah sudah menjadi tugas dan kewajiban kita untuk membenahinya? Bukan pergi dan meninggalkan hanya demi kehormatan dan moralitas pribadi semata, lantas pergi meninggalkannya.
Ukhuwah yang pernah aku rasakan ketika berada di LDK sangat berbeda dengan ketika aku di KAMMI. LDK dengan teteh-tetehnya yang baik terkadang selalu membuat diri ini berada dalam zona yang nyaman, berbeda ketika di KAMMI, tidak ada perhatian dan tegur sapa bersahabat yang kudapat.
            Semua itu ku jalani dengan nikmat. Semua amanah ku  rasakan sangat menyenangkan. Namun semakin naik tingkat semester dan perkuliahan yang ku jalani, semua seakan membuat  bingung. Antara prioritas dan totalitas…?
            Kefuturan yang teramat sangat ku rasakan saat itu. Kemanakah semangat yang dulu pernah membara? Siapakah yang sudah mematikan semangat ku di KAMMI?  aku  sendiri pun tidak mampu menjawab pertanyaan itu. Terlalu banyak air mata, terlalu banyak keluh, terlalu banyak batin yang ku  rasakan. Dulu aku pernah berazzam untuk memajukan KAMMI, namun setelah itu semua terusik karenanya,,, meruntuhkan semangat ku dalam seketika.
            Ketika aku berada dipuncak kebingungan dengan banyaknya amanah dan pilihan, ku putuskan untuk berkonsultasi pada orang yang ku kira ia lebih paham. Bukan pada Murabbiah ku. Bahkan aku bukanlah orang yang terlalu patuh pada murabbiah, karena terkadang kami tidak sependapat dalam pemikiran. Jawaban yang mengejutkan yang ku terima ketika aku beralasan padanya bahwa banyak teman yang menjadi prioritas aku di dakwah. Dengan nada yang tenang ia menjawab : “De,, dakwahlah  karena Allah jangan karena teman. Kamu bisa dapat nilai plus ketika kamu memang lebih memilih untuk mengisi suatu kekosongan.”
Hanya kekuatan doa yang terkadang mampu membuat diri dan jasad ini berdiri kukuh  dalam dakwah. Ya Rabb,.. ku buka dan ku baca kembali Qs.Al-Anfal saat itu. Kembali aku merenungkan makna yang terkandung didalamnya. Ketenangan dan kedamaian setelah membacanya membuat semangat ku kembali hadir. Ku tingkatkan lagi amalan-amalan yaumiah yang pernah kendor saat futur. Ya Allah,, aku yakin akan Kuasa-Mu, ya Allah,, aku percaya akan Kebesaran-Mu,, bila memang ini jalan yang kau pilihkan untukku, maka teguhkanlah aku disini, maka kuatkanlah pundakku untuk amanah-amanah ini. Ya Allah,, berilah kemudahan, Ridhoi  KAMMI Ya Allah.. Ridhoi dan kuatkan barisan KAMMI..
Terkadang, keterbatasannya pengurus aktif dalam KAMMI menjadikan diberlakukannya akselerasi. Seorang mahasiswa/mahasiswi baru yang masih awam akan amanah-amanah dakwah terkadang membuat banyak dari mereka untuk pergi dari KAMMI. Karena banyak dari mereka saat Open Recruitment, bergabung atas dasar ingin pembinaan bukan untuk diberi tugas amanah-amanah. Namun tidak sedikit juga dari mereka yang mampu bertahan. Semoga Allah mengistiqomahkan mereka. Aamiin.
Bukan seorang da’i bila tidak ada yang menghujat, bukan seorang da’i bila tidak ada yang menghina. Perjuangan untuk membangun Negara yang berkeadilan dan berasaskan Islam, menyeru orang untuk sama-sama memberantas kedzaliman, akan terus dibangun dalam bahtera ini. Dalam bahtera KAMMI…

**Kumpulan Lomba Cerpen Dakwah (ldk Al-Intisyar)